Kondisi Geografis
Dusun Greges terletak di sebelah barat Kantor Desa Donotirto. Dusun ini memiliki batas geografis yaitu di sebelah barat berbatasan dengan Desa Tirto Mulyo, sebelah timur dengan Dusun Busuran, sebelah utara dengan dusun Methuk dan selatan dengan Dusun Gading Lumbung. Di tahun 2013, jumlah Kepala Keluarga di desa ini mencapai 235 KK dengan total jumlah penduduk 900 jiwa. Sebagian besar penduduk memiliki mata pencaharian utama sebagai petani padi dan palawija. Sebagai bagian wilayah Indonesia yang beriklim tropis, wilayah Dusun Greges juga tidak jauh berbeda. Musim hujan dan kemarau mewarnai cuaca sepanjang tahun. Dan jika diperbandingkan, musim kemarau cenderung membawa efek yang lebih panjang dan berat khususnya dalam bidang pertaniannya. Oleh karenanya, untuk melakukan pengairan sawah-sawah yang ada mengandalkan tadah hujan/sumur pantek yang dialirkan dengan menggunakan mesin dan pipa/selang ke sawah-sawah warga.
Dusun Greges letaknya berdekatan dengan Kantor Desa Donotirto. Sehingga untuk menjangkau desa tersebut tidak mengalami kesulitan. Akses sarana transportasi dan sarana prasarana yang ada di dusun tersebut relatif mudah dan lengkap.
Sejarah Dusun
Keberadaan dusun Greges memiliki riwayat asal usul yang cukup unik. Meskipun secara resmi tidak ada cerita pasti mengenai asal muasal nama Greges yang akhirnya dipergunakan sebagai nama desa. Namun di kalangan masyarakat asli yang sejak kecil dibesarkan di sana, nama Greges diambil dari pengetahuan warga sekitar karena “danyang”/penunggu/kuncen desa tersebut sering terlihat “mesam-mesem” atau senyum-senyum. Entah dari mana asal kata greges jika dikaitkan dengan hal tersebut, namun cerita inilah yang diwariskan oleh generasi tua kepada anak cucunya ketika ditanya soal sejarah Dusun Greges.
Potensi Dusun
Dusun Greges menyimpan potensi yang luar biasa. Berbagai macam potensi baik sumber daya manusia maupun alam terdapat di desa ini. Sumber daya manusia yang terdapat di dusun ini sangat beragam dan variatif. Jika ditinjau dari tingkat pendidikan warga yang mengenyam bangku perguruan tinggi dan bergelar Sarjana terdapat lebih kurang 200 orang, bahkan tingkat pendidikan Master (S2) dan Doktor (S3) juga ada di dusun ini. Namun disisi lain juga masih banyak warga yang tidak berpendidikan atau putus sekolah. Sebagaimana biasa dalam masyarakat desa, banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan tersebut, mulai dari kondisi ekonomi warga, kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan, faktor keluarga yang acuh tak acuh, sampai dengan sikap generasi mudanya yang memang tidak ingin bersekolah.Dusun ini belum mengembangkan kegiatan sosial yang memberikan jaminan pendidikan/beasiswa bagi warganya yang kurang mampu.Pendanaan selama ini hanya bersifat insidental dan dikumpulnya melalui kegiatan arisan RT yang diselenggarakan setiap sebulan sekali dengan menggugah kesadaran dari para warga untuk berperan serta membantu meringankan biaya pendidikan bagi warga yang kurang mampu. Model kegiatan sosial semacam ini, dikoordinir oleh masing-masing RT dengan sedapat mungkin berdasarkan pada asas pemerataan dan kemanfaatan. Sehingga bagi warga yang sudah pernah dibantu, periode berikutnya tidak akan mendapat bantuan karena diarahkan bagi warga yang lainnya.
Keragaman lain yang menarik di Dusun Greges adalah kerukunan umat beragama yang begitu harmonis. Warga Dusun Greges menganut agama dan kepercayaan yang sangat beragam. Bahkan tercatat seluruh agama yang diakui di Indonesia ada di Dusun Greges bahkan juga terdapat aliran kepercayaan yang kesemuanya hidup berdampingan secara damai.Ketika Dusun Greges terkena dampak bencana gempa bumi beberapa waktu yang lalu, berbagai macam bantuan baik sumbangan tenaga dan ekonomi masuk ke dusun ini. Dan sebagian besar diantaranya dikoordinir oleh masing-masing umat beragama tersebut. Sehingga meskipun jumlah umat beragama di Dusun Greges tidak terlalu besar, namun mereka memiliki peranan yang kuat dalam komunitas keagamaannya sehingga mampu mendorong dan menggerakkan guna membantu meringankan beban penderitaan akibat bencana gempa tersebut.
Situs Ekonomi Dusun
Kondisi desa yang masih alami dan asri akan kita dapati begitu memasuki wilayah Dusun Greges. Hamparan sawah yang luas langsung menyambut di sepanjang jalan masuk desa ini. Pertanian merupakan mata pencaharian utama/potensi sumber daya alam di dusun ini yang mengandalkan tadah hujan dan sumur pantek sebagai sumber pengairannya. Pertanian yang dikembangkan oleh masyarakat Dusun Greges meliputi padi, kacang-kacangan, dan tanaman palawija. Selain itu banyak juga warga yang mengembangkan perikanan seperti nila, gurameh, lele, dan jenis lainnya. Perikanan tersebut umumnya masih berskala kecil sehingga hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja, namun terdapat juga beberapa perikanan yang dilakukan dengan skala sedang yang mampu memasuk ke pasar atau rumah makan.Perkebunan yang dikembangkan meliputi pisang, kelapa, serta tanaman kebun lainnya. Warga dusun juga mengembangkan peternakan sapi skala rumah tangga yang biasanya ditempatkan di kebun/pekarangan milik warga. Utamanya sapi-sapi tersebut hanya dipergunakan sebagai tabungan apabila terdapat kebutuhan mendesak. Warga juga mengembangkan industri kecil seperti pembuatan peyek, mie basah, dan gorengan yang umumnya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga dengan tujuan sebagai usaha sampingan untuk menambah penghasilan keluarga.
Satu-satunya industri mebel yang ada di Dusun ini adalah milik warga Dusun Metuk yang tempat produksinya berlokasi di Dusun Greges. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak dari masyarakat Dusun Greges dan cukup memberi andilbagi peningkatan penghasilan masyarakat. Adapun sentra pendagangan bagi masyarakat Dusun Greges adalah Pasar Ngangkruksari dan Pasar Turi
Keahlian warga
Sebagaimana kehidupan warga di pedesaan umumnya, warga Dusun Greges memiliki tingkat keahlian yang sangat beragam. Disesuaikan dengan jenis mata pencaharian mereka sehari-hari, warga memiliki keahlian dalam bercocok tanam, memelihara ikan (gurame, bawal, nila, dan lele), pertukangan, beternak, berkebun, dan keahlian dalam memasak/kuliner. Namun sayangnya Dusun ini tidak memiliki produk kuliner/makanan khas yang memiliki nilai jual tinggi dan terkenal di daerah lain. Sehingga praktis hanya pertanian dan perikanan saja yang menunjukkan perkembangan. Industri kuliner yang dikembangkan warga hanya bersifat sampingan dan skala rumah tangga. Umumnya digunakan untuk memenuhi permintaan konsumsi warga sekitar dan dijual ke pasar. Pengembangan pertanian yang dilakukan warga telah memberikan pengetahun yang cukup dalam bercocok tanam terutama dalam menentukan jenis tanaman yang sesuai dengan cuaca/ musim yang ada. Selain itu jenis tanaman lain seperti bawang merah juga sudah mulai dikembangkan dengan mempelajari teknis bertanam jenis ini kepada petani dari dusun lain. Keahlian pertukangan juga dikembangkan oleh sebagian warga Dusun Greges. Sehingga kebutuhan tenaga untuk pembangunan rumah maupun infrastruktur sebagian sudah dapat dipenuhi melalui warganya. Bahkan keahlian pertukangan warga Dusun Gresges juga cukup terkenal ke daerah lain sehingga banyak juga warga yang diminta untuk menjadi tukang dalam pembangunan perumahan/infrastruktur di daerah lain.
Program Pengembangan Dusun
Program-program pemerintah yang masuk ke dusun ini cukup beragam jenisnya. Mulai dari LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa) sebagai unsur struktural yang menggerakkan organisasi desa lain seperti Karangtaruna, PKK, dll. Lembaga ini cukup aktif dan berperan sebagai wadah kegiatan organisasi bagi warga Dusun Greges. Pada tahun 2009 pasca gempa bumi hebat yang melanda Yogyakarta, JRF (Java Reconstruction Fund) turut berpartisipasi dalam membangun kembali infrastruktur yang rusak di wilayah ini. Berbagai program sosial ekonomi tercatat juga masuk ke Dusun ini. Sebut saja PEKM (Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Miskin), PNPM Mandiri (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat), Raskin (Beras Miskin), BLT (Bantuan Langsung Tunai), dan BLSM.Program pengembangan kapasitas dan peningkatan SDM juga telah merambah ke Dusun ini. Sebut saja berbagai pelatihan bidang pertanian yang digalakkan oleh Departemen Pertanian, pelatihan budidaya ikan, maupun juga pelatihan peternakan ayam dan sapi. Kesemuanya diterima warga dengan cukup antusias dengan harapan akan mampu meningkatkan output dan hasil yang mampu lebih mensejahterakan warga.