Dusun Metuk

21 November 2013 by no comments

Kondisi Geografis

lanskap methuk

Lanskap memasuki Dusun Methuk 

Dusun Metuk terletak sekitar 1 km dari Pasar Ngangkruksari ke arah barat. Jalan masuk ke dusun ini berada di sebelah timur lapangan Desa Donotirto. Sungai Pijenan, lahan persawahan dan jalan aspal selebar 3,5 meter merupakan landscape yang mendominasi pintu masuk ke dusun ini. Dusun Metuk secara geografis di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sidomulyo (Kecamatan Bambanglipuro), sebelah timur berbatasan dengan Dusun Tegalsari, sebelah selatan dengan Dusun Gading Lumbung dan Dusun Greges, serta sebelah Barat dengan Desa Tirtomulyo. Sebagian besar tanah di Dusun Metuk termasuk kategori agak berpasir, sehingga tidak begitu cocok untuk lahan persawahan. Selain kategori fisik tanah, sumber air yang jauh juga menjadi salah satu kendala pengembangan pertanian di daerah ini. Jika diusahakan untuk persawahan, panen hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun. Untuk memenuhi kebutuhan pengairan, warga biasanya menggunakan pompa. Karena kondisi tanah yang cenderung agak berpasir inilah, sebagian besar tanah di dusun ini lebih banyak diusahakan untuk tanaman keras. Kalaupun diusahakan untuk pertanian, hanya palawija dan padi tadah hujan yang masih memungkinkan. Kegiatan pertanian di Dusun Metuk dinaungi dalam Kelompok tani ‘Nyupoyo Bogo’ (mengusahakan pangan) yang merupakan kelompok tani gabungan antara dusun Metuk dan dusun Greges. Di Dusun Metuk sendiri sebenarnya terdapat Perkumpulan Petani Pemakai Air yang keanggotaannnya merupakan gabungan antara Dusun Metuk dengan Dusun Greges, namun kelompok ini cenderung tidak memiliki kegiatan sehingga keberadaannya juga menjadi tidak optimal. Dusun Metuk merupakan potret dusun yang sudah maju. Rumah-rumah dibangun berjajar rapi di sepanjang jalan dusun. Sebagian besar rumah sudah merupakan bangunan permanen. Beberapa diantaranya bahkan sudah dibangun dengan arsitektur modern dan menyerupai model kapling yang ada di perumahan.

perumahanmethuk

Gambar rumah penduduk Dusun methuk

Sejarah Dusun

Secara spesifik sejarah penamaan dusun ini tidak diketahui warga. Nama ‘Metuk’ sudah dikenal sejak dusun ini ada dan selalu disebut demikian. Kata ‘metuk’ sendiri dalam bahasa jawa berarti ‘menjemput’, namun menurut warga asal usulnya juga tidak dipastikan apakah makna ini berkaitan dengan penamaan dusun Metuk sendiri ataukah tidak.Ada cerita unik yang berkembang di dusun ini yaitu ‘mitos paing’. ‘Paing’ adalah nama salah satu hari pasaran dari 5 hari pasaran yang ada di Jawa (pon, wage, kliwon, legi, paing). Hari ‘paing’ dikatakan sebagai hari yang cukup sakral atau wingit. Diyakini bahwa pada malam paing-lah kejadian-kejadian yang kurang baik kerapkali terjadi seperti: orang meninggal atau kecurian.

Potensi Dusun

Potensi SDM dusun Methuk cukup potensial. “Tidak ada pengangguran disini’, seperti itulah penuturan kepala dusun Metuk ketika diminta memberikan gambaran tentang kondisi sumber daya manusia di Dusun Metuk. Setelah menyelesaikan pendidikan yang rata-rata lulusan SMU sampai dengan perguruan tinggi, pemuda pemudi Dusun Metuk biasanya akan bekerja baik di dusun Metuk sendiri maupun di luar dusun, seperti merantau ke Jawa Tengah atau menjadi pegawai negeri sipil. Beberapa usaha kreatif yang dijumpai di dusun ini antara lain servis elektronik dan persewaan soundsystem. Usaha-usaha ini banyak dilakukan oleh orang-orang muda yang  tidak secara intensif menekuni aktivitas pertanian.

Sedang potensi SDA kurang begitu menguntungkan karena di Dusun Metuk memang tidak terlalu potensial untuk dikembangkan sebagai daerah pertanian karena terkendala dengan ketersediaan air. Apabila akan diusahakan untuk persawahan, padi yang cocok ditanam adalah jenis padi tadah hujan. Selama ini warga memanfaatkan pompa memenuhi kebutuhan pengairan. Meskipun tidak terlalu prospektif untuk persawahan, potensi peternakan dan industri kecil cukup berkembang di dusun ini. Ayam, itik dan kambing jawa merupakan jenis-jenis unggas dan ternak yang sebagian besar dikembangbiakan warga. Selain itu warga juga memelihara sapi yang dimanfaatkan sebagai investasi atau tabungan.

Potensi Sarana dan Prasarana

Dusun Metuk termasuk dusun yang cukup strategis. Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kelurahan Desa Donotirto, membuat dusun ini mudah dijangkau meskipun tidak berada langsung di pinggir jalan Parang Tritis. Berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung, dusun Metuk sudah cukup berkembang. Fasilitas pendidikan seperti PAUD sudah tersedia di dusun ini. Untuk Sekolah Dasar dan dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), warga dusun Metuk juga tidak terlalu kesulitan karena aksesnya tidak terlalu jauh (sangat terjangkau). Jalan-jalan dusun juga sudah beraspal sehingga memudahkan transportasi warga, meskipun di beberapa tempat masih dijumpai jalan yang rusak.

Potensi Budaya

Potensi kegiatan budaya yang dimiliki oleh masyarakat Dusun Metuk adalah ‘sholawatan’. Kelompok sholawatan dari Dusun Metuk sebenarnya sudah banyak tampil baik di acara dusun sendiri (seperti: acara manten) dan di luar dusun seperti di Festival Pundong dan Gabusan. Cukup disayangkan kegiatan ini tidak berjalan dengan intensif lagi karena terkendala oleh semangat diantara para warga. Masyarakat terkesan jenuh/bosan sehingga ke depan sangat diperlukan pendampingan. 

Situs Ekonomi Dusun

Bagi warga dusun Metuk, rumah masih menjadi basis atau bisa dikatakan sebagai situs ekonomi warga. Hal ini secara nyata terlihat dari produk industri yang tidak hanya diolah atau diproduksi di rumah warga, melainkan juga diperjualbelikan di rumah. Para pembeli-lah yang biasanya datang ke rumah para produsen industri makanan olahan ini baik untuk memesannya terlebih dahulu atau membelinya langsung.

Industri rumah tangga di dusun Metuk menjadi salah satu sumber matapencaharian warga. Sumbangsih dari industri kecil memberikan sumbangsih cukup besar bagi perekonomian keluarga. Industri kecil berkembang bersamaan dengan mata pencaharian utama mereka sebagai petani. Hal ini dapat dilihat dari ragam industri kecil yang berkembang di dusun ini diantaranya: cokctail, lele goreng, peyek, cucur, bakwan, arem-arem, bakpia dan adrem. Industri kecil di Metuk rata-rata dilakukan oleh ibu rumah tangga. Hasil olahan biasanya dijual di pasar yang berada tidak jauh dari dusun seperti di pasar Ngangkruk, pasar Turi,  dan pasar Srandakan. 

Beberapa jenis olahan industri kecil seperti: cucur dan kolak juga merupakan jenis makanan yang jumlah produksinya bergantung pada pesanan. Pada hari Kamis wage (menjelang Jumat Kliwon), biasanya jenis makanan ini akan diproduksi lebih banyak karena pesanan yang juga lebih banyak. Masyarakat di wilayah ini memang memiliki kebiasaan melakukan sajen malam jumat kliwonan. Pada waktu-waktu inilah, mereka membutuhkan hasil olahan industri rumah tangga seperti cucur, apem, dan kolak yang biasanya jika tidak membuat sendiri, mereka akan memesannya kepada para tetangga yang memiliki industri rumah tangga yang mengolah jenis makanan ini. Para pemilik industri kecil pun, pada hari-hari tertentu ini tidak harus menjual makanan olahannya ke pasar, karena konsumen akan datang langsung membelinya ke rumah. Saat ini di Metuk juga terdapat satu pabrik pengolahan (daur ulang) plastik. Keberadaan pabrik ini cukup membantu meningkatkan perekonomian warga karena beberapa tenaga kerja diambil dari warga Dusun Metuk. Keberadaan industri kecil di Dusun Methuk masih bersifat mandiri. Belum ada pembinaan atau kelompok yang menaungi industri-industri yang ada di dusun ini.

Keahlian warga

Warga Dusun Metuk selain memiliki keahlian bertani dan pengolahan makanan untuk industri kecil, juga memiliki keahlian pertukangan seperti: tukang batu, dan meubel. Keahlian ini tidak sekedar dimanfaatkan oleh warga Dusun Metuk, melainkan juga dimanfaatkan oleh mereka yang berasal dari luar Dusun Metuk. Karena keahlian pertukangan inilah, warga Dusun Metuk (sekitar 20 orang) seringkali mendapat pesanan untuk membuat bangunan sampai ke luar daerah seperti ke Jakarta dan Kalimantan. Beberapa warga sebenarnya juga memilisungaiki keahlian membuat perabot dari bambu (gasebo). Namun sayang keahlian ini sekarang tidak dikembangkan lagi karena mengalami kesulitan dalam penjualannya.

Program Pengembangan Dusun

Beberapa program yang termasuk dalam kegiatan pengembangan dusun yang dilaksanakan di Dusun Metuk antara lain PAUD, Posyandu, Pokgiat (Kelompok Kegiatan), dan Karang Taruna. Selain kegiatan tersebut, di Dusun Methuk juga terdapat dana pendidikan yang diberikan kepada anak-anak yang tidak mampu. Dana pendidikan dikumpulkan diantara warga sendiri, untuk kemudian didistribusikan kepada anak-anak yang kurang mampu untuk mendukung pendidikannya.